Happy Birthday…

Misi… (more…)

Published in: on 5 September 2009 at 1:41 am  Leave a Comment  

Gara-gara Penyakit :-(

Da seminggu lebih sakit ini kuderita. Memang sih udah agak mendingan. Tapi… Biar mendingan ato sembuh juga aku harus tetap kehilangan pekerjaan dan gak boleh lagi cari kerjaan lagi di Jakarta Raya ini. Pasalnya Ayah ma Mama nyuruh aku pulang ke Medan. Mereka stress mikirin kesehatanku disini. Maklum, aku gak punya siapa-siapa disini. Ada kakak di Tangerang juga sama aja. Keberadaannya tak bisa kuandalkan.

Kemarin aku dah bilang ke temannya atasanku kalo aku mau resign. Dia bilang gak apa2. Apalagi ini masalah kesehatan dan orang tua yang minta. Dia sampein pesan dari atasanku, katanya atasanku mau ngomong dulu ma aku hari ini.

Neh, barusan aku ngomong ma atasanku. Katanya mereka memang masih sangat butuh banget ma keberadaanku disini, mengingat proyek AHMIDS yang memang benar2 lagi kejar tayang. “Nanti yah, biar saya omongin dulu ke Pak Andreas dan ke HRD. Soalnya kita benar2 butuh. Tapi kalau memang permintaan orang tua seperti itu, ya… kita harus hormati.”

Emmmmhhh… Baru dua bulan aku menikmati pekerjaan ini, sekarang dah harus aku lepas lagi. Nganggur degh…. 😦

Tapi gak apa. Mungkin memang bukan rezekiku kerja di AHM ini. Nanti pasti akan ada gantinya yang Insya Allah lebih baik dari ini. Amin….

Published in: on 10 December 2008 at 1:59 am  Comments (3)  

Help Me, Please….

Udah beberapa hari ini aku mengikuti perkembangan islamexpose. Begitu banyak materi yang dijabarkan berdasarkan Al Qur’an dan Hadist, tapi semuanya memunculkan nilai negatif bagi islam. Aku tidak tau bagaimana menyikapinya.

Awalnya aku hanya ingin tau saja, “seperti apa sih mereka-mereka itu menghina islam?”. Itupun terbesit dipikiranku setelah membaca berita dari eramuslim.com tentang blog-blog penghina islam. Dengan dalih ingin tau, aku mulai membuka situs-situs yang di cantumkan disitu. Situs pertama gagal, kedua juga gagal, ketiga gagal, sampai akhirnya ada satu situs yang bisa dibuka. http://www.islamexpose.blogspot.com. Situs ini berisi terjemahan dari http://www.faithfreedom.org milik Ali Sina yang kabarnya adalah ex-muslim asal Iran.

Aku shocked ketika membaca isi situs itu. Begitu banyak keburukan islam di publikasikan. Mereka menyatakan bahwa islam itu agama palsu dan nabi Muhammad SAW itu nabi palsu. Katanya nabi Muhammad adalah manusia bejad dan penipu. Dia adalah pembunuh dan pembantai massal. Dia adalah seorang pedofilia. Ya Allah…

Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana harus bersikap. Jujur, keraguanku mulai tumbuh ketika aku membaca kata demi kata yang tercetak dalam situs itu. Tapi, aku sendiri ragu dengan keraguanku. Aku teringat Surat Al Baqarah ayat 120 yang menyatakan bahwa “mereka tidak akan pernah senang kepadamu sebelum kamu mengikuti agama mereka”.

Pelan-pelan aku baca kembali rangkaian penghinaan itu plus dengan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadist yang mereka cantumkan disitu untuk mempertegas pernyataan mereka dan menjadikan bukti kebenaran mereka. Hatiku dan pikiranku semakin kacau. Keyakian dan keraguan mulai beradu didalamnya. Ingin berteriak meminta penjelasan, tapi pada siapa? Ingin menggugat Allah mengapa semua seperti ini, tapi aku tak kuasa.

Tiba-tiba aku teringat dengan kebohongan yang ada pada film FITNA. Aku pun mulai melakukan apa yang aku lakukan untuk menghilangkan keraguanku ini. Kucatat tiap surat dan ayat yang mereka tuliskan. Sesampainya dirumah, aku bandingkan isinya dengan Al Qur’an yang kumiliki. Aku berharap semuanya berbeda. Tapi, betapa semakin shocked-nya diriku ketika kudapati isinya sama.

Hatiku benar-benar menjerit. Ingin mengadu pada Tuhan, aku tak tau Tuhan yang mana. Aku tak tau siapa sebenarnya Tuhan. Aku ingin marah, tapi marah pada siapa? Aku benar-benar tak tau.

Ditengah keraguan itu, aku putuskan untuk sholat. Tapi, mulai dari awal aku sholat hingga akhirnya, aku tak bisa menghitung berapa kali aku melakukan kesalahan. Aku tak tau apakah sholatku itu diterima-Nya atau tidak. Aku tak peduli.

Ingin rasanya kumaki si penulis-penulis hadist itu dan bilang kepada mereka bahwa itu bohong. Tapi, apa yang bisa aku lakukan terhadap Al Qur’an? Haruskah kumaki Dia yang telah menurunkan ayat-ayat itu? Oh… Dimana Dia sekarang? Mengapa ada ayat-Nya yang seperti itu?

Lantas, bagaimana denganku? Apa yang harus kulakukan?

Published in: on 26 November 2008 at 4:07 am  Comments (1)  

Perubahan Itu

Kau bertanya padaku mengapa semua jadi berubah. Kau bertanya kepadaku mengapa kau diam dan tak menghiraukanku. Kau bertanya apa aku tak mau tau apa alasanmu mendiamkanku. Hhhhh…. Sungguh pertanyan yang bodoh….

Seharusnya sebelum kau bertanya padaku, ajukanlah pertanyaan itu kepada dirimu sendiri. Setelah pertanyaan itu terjawab, cobalah untuk introspeksi diri. Hilangkanlah sedikit saja kebiasaanmu yang selalu menganggap orang selalu salah dan hanya kau yang benar.

Aku sungguh tak bermaksud menyakiti hatimu dan membuatmu menangis. Sudah kubilang, aku tak mau tau, tapi kau terus memberondong aku dengan pertanyaan-pertanyaanmu itu. Akhirnya, kau rasakan sendirikan?

Cobalah sekali saja kau tidak menghitung berapa kali orang telah membuatmu sakit hati. Tapi cobalah menghitung berapa kali kau telah menyakiti hati orang lain. Jangan selalu menyalahkan orang lain, tapi cobalah salahkan dirimu.

Aku tak katakan bahwa aku tersakiti karena ucapan, tingkah, dan tatapan matamu. Aku tak pernah mengatakan kepadamu “AKU SAKIT HATI PADAMU“. Sama sekali tak pernah. Taukah kau betapa inginnya aku menumpahkan semua rasa sakitku padamu yang selama ini terpendam? Taukah kau terkadang muncul keinginan dihatiku untuk membencimu?

Yah… Kau memang tak tau dan tak akan pernah tau jika pertengkaran itu tidak terjadi. Kenapa? Karena aku tak sepertimu. Aku tak pernah mengatakan kau salah, meski dimataku kau salah. Aku tak pernah mengatakan aku sakit hati, maski dihatiku teramat sakit dan pedih.

Aku bukan sepertimu yang tak sanggup menahan sakit. Itulah sebabnya aku mampu berjalan sendiri ditengah keramaian. Perlu kau tau, aku membiarkan rasa sakit dihatiku adalah untuk menjaga perasaanmu. Aku tak mau suasana berubah. Aku tak mau membencimu. Sedikitpun aku tak mau membencimu.

Sekarang kau tanya apakah aku akan terus bertahan dengan suasana yang sudah berbeda ini. Silahkan jawab sendiri. Aku tak merasa bahwa aku telah berubah. Kau yang telah mengubah semuanya. Jadi, lakukanlah apa yang bisa kau lakukan untuk mengembalikan suasana kembali seperti semula ketika kau merasakan kenyamanan didekatku.

Published in: on 18 November 2008 at 11:39 am  Comments (3)